Seni Rupa Tradisional, Sejarah, Ciri-ciri dan Contohnya
Seni rupa tradisional ternyata memiliki sejarah tersendiri. Perlu Anda ketahui bahwa perkembangan seni tradisional itu sudah ada sejak zaman dahulu, terlebih di Indonesia. Mengenai kapan dimulainya ternyata tidak ada yang tahu. Entah itu pada zaman prasejarah atau bukan.
Seni tradisional mempunyai pengertian sebagai seni yang berdasarkan pada kepatuhan terhadap standar juga ide dan praktik yang diturunkan dari satu generasi ke generasi yang berikutnya.
Dalam kata tradisional terdapat tulisan “tradisi”. Untuk tradisi itu sendiri juga digambarkan sebagai adat-istiadat yang berasal dari nenek moyang dan sampai saat ini juga masih dilakukan oleh masyarakat dan dianggap merupakan yang paling benar.
Ini mempunyai kaitan yang sangat erat dengan seni tradisional itu sendiri. Alasannya adalah versi tradisional tersebut juga masih terbatas terhadap hukum serta standar tertentu. Sehingga cenderung kaku namun mutlak.
Sejarah Seni Rupa Tradisional
Keberadaan kesenian rupa di Indonesia mempunyai kaitan yang erat dengan Sungai Brahmaputra yang membelah Cina, India, dan Bangladesh. Awalnya seni itu menjadi perwujudan ritual magis serta simbolis.
Penduduk Nusantara datang guna mengidentifikasi pemujaan punden berundak sebagai salah satu bentuk kecerdasan pribumi. Namun tidak hanya itu saja, terdapat beberapa pengaruh lain yang juga masuk.
Pada intinya perkembangan seni tradisional Indonesia itu ada dan dimulai pada zaman purba. Bagaimana manusia pada zaman tersebut sudah meninggalkan berbagai karya seni tradisional. Misalnya ada gelang kemudian keramik serta lukisan yang terdapat di dinding gua juga kalung.
Di Indonesia tepatnya di Sulawesi terdapat gua leang-leang. Di gua tersebut terdapat sebuah karya seni berupa cetakan tangan yang berada pada bagian dinding. Gua yang berada di Sulawesi Selatan ini menggambarkan adanya orang-orang yang sedang berlayar.
Setiap zaman itu mempunyai tradisi yang berbeda-beda. Era zaman logam sudah terdapat seni rupa tradisional berupa perunggu kemudian ada juga bejana dan beberapa perhiasan yang terbuat dari logam.
Berbeda lagi di era Hindu Budha sudah terdapat Prasasti Ciaruteun untuk Kerajaan Tarumanegara, Prasasti Canggal untuk Kerajaan Mataram Kuno, dan Kedukan Bukit dari Sriwijaya. Memasuki era Islam di mana pada zaman tersebut sudah terdapat seni tradisional yang berupa kaligrafi, wayang, kain batik, dan juga langgar.
Ciri-ciri dan Sifatnya
Seni rupa tradisional mempunyai ciri-ciri seperti pada berikut ini.
- Pertama adalah kesenian tersebut terbentuk berdasarkan pada lingkungan serta budaya setempat. Hal tersebut menjadi ciri khas dari masyarakat sekaligus menjadi pembeda dari kebudayaan lainnya.
- Semua karyanya juga diciptakan berdasarkan norma ujian filosofi dan adat kebiasaan.
- Kesenian tradisional ini juga bersifat progresif. Alasannya adalah tradisi tersebut maritim dan kemajuannya juga sudah dibuat.
- Sudah pasti bersifat tradisional ataupun statis dan beragam atau kebhinekaan.
- Kesenian tradisional bersifat kerajinan dan non realis, pasalnya dilatarbelakangi oleh keyakinan Primal dan murni.
Karya seni yang satu ini memang benar-benar mempelajari tentang bentuk ataupun rupa atau malah mempelajari peninggalan sejarah pada zaman dahulu, ketika kita melihat dari sejarahnya.
Contoh Seni Rupa Tradisional
Faktanya terdapat banyak benda-benda kriya yang sudah tersebar di Indonesia ini. Tidak hanya wujudnya saja, tetapi juga bahan serta cara pembuatannya tidak pernah mengalami perubahan secara signifikan.
Contoh yang pertama adalah kain batik. Sampai saat ini nyatanya kain batik masih tetap populer bahkan sampai terkenal ke luar negeri. Berikutnya adalah wayang golek, keris, dan kain songket. Ada juga arsitektur rumah daerah dan beberapa ukiran khas daerah tertentu.
Perkembangan seni rupa tradisional mengalami perubahan setelah munculnya seni modern. Masuknya kolonialisme barat ke Indonesia nyatanya menyebabkan kesenian tradisional berubah menjadi modern. Banyak orang beranggapan bahwa kesenian modern itu menggambarkan tentang kemajuan serta perkembangan. Lain halnya dengan tradisional yang lebih diartikan sebagai suatu hal yang kuno bahkan ketinggalan zaman.