Kesenian

Kesenian Aceh yang Membuat Indonesia Bangga

Provinsi Aceh memiliki ragam kesenian yang sering ditampilkan pada acara-acara budaya di dalam dan luar negeri sehingga membuat bangga Indonesia. Berikut daftar kesenian tradisional Aceh yang wajib Anda ketahui.

<kelas yoastmark=

Kesenian Tradisional Aceh yang Membuat Indonesia Bangga

  1. Tari Saman

Kesenian Aceh ini dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan dunia. Sayangnya, makna sebenarnya dari Tari Saman ini sering tertukar dengan gaya lain. seperti Ratoh Jaroe dan Ratoh Duek.

Related Articles

Sebenarnya Tari Saman merupakan tari yang dibawakan oleh penari pria secara berkelompok. Jumlah penjual dalam rombongan Tari Saman berjumlah ganjil, minimal 9 orang. Tarian ini merupakan tarian khas suku Gayo yang merupakan suku tertua di Aceh.

  1. Ratoh Jaroe

Tarian inilah yang sering disebut sebagai Tari Saman. Ratoh artinya alat musik perkusi atau biasa dikenal dengan rebana. Pengisi Ratoh Jaroe adalah wanita yang jumlah penarinya tidak ditentukan.

Kostum yang digunakan hampir sama dengan penari Saman. Yakni pakaian adat Aceh dengan warna cerah dan kontras, serta mengenakan ciput yang dihias dengan berbagai asesoris dan make-up.

Pada tahun 2018, Ratoh Jaroe tampil pada pembukaan Asian Games di Jakarta. siswa berpartisipasi sebagai pemain Ratoh Jaroe. Pertunjukan seni tradisional Aceh ini sontak mendapat apresiasi yang baik dari masyarakat dunia yang menyaksikannya.

  1. Didong

Didong yang artinya “menyanyi sambil bekerja” merupakan kesenian tradisional Aceh yang memadukan tarian, vokal, dan sastra daerah.

Pelaku didong akan melingkar atau membentuk lingkaran sambil menggerakkan tangan ke atas dan ke bawah. sekilas gerakan ini memiliki sedikit kesamaan dengan Tari Kecak dari Bali. Selain itu, Didong juga dibawakan oleh sekitar 15 orang laki-laki.

Di antara para penari, ada penyanyi yang menyanyikan lagu dalam bahasa Aceh Gayo yang diiringi suara tepukan tangan para penari.

  1. Tari Likok Pulo

Ini adalah salah satu kesenian tradisional Aceh yang paling populer. Hal ini dikarenakan Tari Likok Pulo sering dipentaskan pada acara budaya dalam dan luar negeri. posisinya, generasi ini sudah ada sejak tahun 1849 lho.

Tari Likok Pulo pertama kali ditampilkan setelah masa tanam dan panen padi. Gerakannya sangat khas yaitu tangan dan kepala yang bergerak dinamis seperti gerakan kincir angin. Bunyi alat musik rapai atau alat musik tabuh rebana mengiringi militer ini.

  1. Raih Ayunan

Kesenian tradisional daerah Aceh ini sudah ada sejak tahun 1952 di daerah Gampong Seuneulop. Umumnya Rapai Geleng dibawakan oleh 10 orang penari laki-laki.

Sesuai namanya, prajurit ini memiliki gerakan menggoyangkan kepala, dan rapai atau rebana yang berpindah dari satu tangan penari ke tangan penari lainnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam syair lagu dan tari tersebut adalah nilai moral masyarakat, serta nilai dakwah Islam.

  1. Rapai Geurimpheng

Formasi penari Rapai geurimpheng ini hampir sama dengan formasi penari Rapai Geleng. Bedanya, gerakan Rapai Geurimpheng lebih beragam. Mulai dari para penarik yang menabuh rapai sambil ikut bernyanyi, serta gerakan tubuh dan kepala yang lebih dinamis.

Ada sekitar delapan hingga 12 penari dalam satu pertunjukan Rapai Geurimpheng. Lirik lagu yang dinyanyikan pun beragam, seperti shalawat dan teladan para nabi. Nilai-nilainya masih sama yaitu seputar dakwah dan nilai-nilai Islam lainnya. Tarian ini juga merupakan salah satu kesenian tradisional Aceh yang masih dilestarikan.

  1. Tari Laweut atau Tari Seudati

Kesenian tradisional Aceh identik dengan dakwah Islam yang diiringi dengan doa dan puji-pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tari Laweut sendiri dibawakan dengan melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Tarian asal daerah Pidie yang juga dikenal dengan nama Tari Seudati ini dipentaskan sebanyak delapan penari wanita dan satu penyanyi. Gerakannya hampir sama dengan Tari Saman, namun tarian ini dilakukan dengan posisi berdiri, dan tanpa iringan musik.

  1. Tari Bines

Tari Bines merupakan kesenian tradisional Aceh yang berasal dari kabupaten Gayo Lues yang dipertunjukkan untuk tujuan hiburan. Tarian ini tidak menentukan jumlah penari, hanya saja harus dibawakan dengan jumlah yang genap.

Berbeda dengan kesenian kesenian Aceh lainnya, penari Bines menggunakan kostum berupa baju lukup, sarung seragam dan kain panjang, beberapa aksesoris hiasan tangan, dan tata rambut tinggi seperti sanggul.

Tarian Bines memulai dengan gerakan lambat, kemudian bergerak lebih cepat dengan posisi berdiri. Kemeriahan penampilan Tari Bines menjadikannya sebagai penyambutan tamu dan pesta pernikahan.

Itulah sebagian kesenian aceh yang kami bagikan dan perlu masyarakat luas ketahui. Semoga artikel seni usaha yang kami bagikan ada manfaatnya.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Back to top button