Wisata

Taman Nasional Lorentz, Cagar Alam Terbesar di Asia Tenggara

Seniusaha.com – Taman Nasional Lorentz merupakan salah satu permata tersembunyi di Indonesia. Lorentz, menjadi kawasan cagar alam terbesar di Asia Tenggara, dengan luas 2.348.683.31 hektare atau 25.056 kilometer persegi.

Berada di Provinsi Papua, wilayahnya didedikasikan sebagai rumah bagi jutaan keanekaragaman hayati, termasuk hutan hujan tropis, pegunungan es, hingga lahan basah. Di dalamnya terdapat lebih dari 600 spesies burung.

Di antaranya spesies langka yang keberadaannya terancam punah. Selain itu, Taman Nasional ini juga melindungi berbagai jenis flora dan fauna endemik. Tentunya hanya bisa kita temukan di tanah Papua.

Lantas bagaimana awal mula kawasan tersebut pertama kali ditemukan? Apa saja daya tariknya hingga mampu membuatnya mendapat pengakuan dari UNESCO? Mari kita simak jawaban lengkapnya pada artikel berikut.

Taman Nasional Lorentz

Sejarah Penemuan dan Penamaan Taman Nasional Lorentz

Lorentz adalah Taman Nasional menakjubkan yang terletak di antara 3 provinsi yakni Papua Pegunungan, Papua Tengah dan Papua Selatan. Kawasannya mendiami sejumlah wilayah kabupaten. Seperti halnya Kabupaten Jayawijaya, Mimika, Asmat, Yahukimo serta Puncak Jaya.

Eksplorasi pertama wilayahnya bermula pada awal abad ke-20 oleh para ilmuwan dan penjelajah Belanda. Mereka terpesona dengan kekayaan alam Papua yang belum terjamah. Kemudian mencatat keragaman hayati yang luar biasa di sana.

Nama Taman Nasional Lorentz sendiri berasal dari seorang penjelajah terkenal, Hendrikus Albertus Lorentz. Penjelajah kelahiran Arnhem, Belanda, itu memiliki peran penting dalam eksplorasi wilayah pedalaman Papua sekitar tahun 1909.

Bagaimana tidak, Lorentz memimpin ekspedisi ilmiah hingga mampu memetakan sebagian besar wilayah Papua yang belum pernah masyarakat jelajahi. Sebagai penghormatan atas upayanya, nama Lorentz diabadikan dalam Taman Nasional ini sampai sekarang.

Deklarasi Lorentz Sebagai Taman Nasional Resmi

Jauh setelah penemuannya, pemerintah Indonesia baru mendirikan Lorentz sebagai Taman Nasional pada 1997. Tak hanya itu saja, pada 1999 UNESCO bahkan mengakui Taman Nasional ini sebagai Situs Warisan Dunia.

Meski sudah cukup lama berdiri, nyatanya pemetaan kawasannya tidaklah mudah. Pasalnya, sejak 2003 hingga sekarang, WWF-Indonesia Region Sahul Papua masih melakukan pemetaan wilayah adat.

Sebagai contoh pada tahun 2003 hingga 2006, WWF berhasil memetakan Wilayah Taman Nasional Lorentz yang berada di Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo. Sementara itu, di tahun 2006 sampai 2007 mereka memetakan bagian Distrik Sawaerma, Kabupaten Asmat.

Kondisi Geografis

Jika menilik dari kondisi geografis di Taman Nasional ini memang cukup kompleks. Bagaimana tidak, Lorentz terbentang sepanjang gletser khatulistiwa di jajaran pegunungan tinggi Asia Tenggara, yang setara dengan 0 – 4.884 mdpl.

Sehingga ekosistemnya sangat beragam. Mulai dari ekosistem pesisir pantai hingga montana yang dingin berlapis gletser. Bahkan, banyak pihak mengklaim jika Taman Nasional Lorentz adalah perwakilan ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di kawasan Asia Pasifik.

Secara geologis, Lorentz terdiri dari formasi-formasi geologi yang beragam. Termasuk pegunungan batuan sedimen, batuan beku, dan aktivitas vulkanik yang masih aktif. Sementara wilayah pesisirnya dominan dengan terumbu karang, bersanding dengan hutan hujan tropis lebat serta rawa-rawa.

Kehidupan Fauna dan Flora

Seperti telah tertulis di awal, Lorentz menjadi taman nasional yang menampung ratusan jenis satwa yang unik dan langka. Satwa paling populer di sini adalah burung, yang berjumlah lebih dari 630 jenis. Seperti kasuari, cendrawasih ekor panjang, merpati, kakatua, dan jenis burung madu.

Selain bangsa burung, ada sekitar 123 jenis mamalia endemik yang hidup tersebar. Sebagai contoh wallaby, marsupial kecil yang mirip kanguru, babi duri moncong panjang/pendek, kucing hutan dan kuskus.

Di samping aneka satwa yang menunjukkan betapa kayanya keanekaragaman fauna di Lorentz, mereka juga menjadi rumah bagi ratusan flora. Adapun jenis tumbuhan yang hidup di taman nasional ini antara lain Nypa fruticans (nipah), Rhizophora apiculata (bakau), Colocasia Esculenta dan Podocarpus pilgeri.

Keunikan Budaya

Selain pesona keanekaragaman hayati yang luar biasa, Taman Nasional Lorentz juga memiliki keunikan budaya menakjubkan. Bagaimana tidak, kawasan ini merupakan tempat tinggal bagi suku-suku asli Papua, yang telah menetap selama puluhan ribu tahun.

Beberapa suku yang terdaftar seperti Suku Nduga, Dani Barat, Amungme, Sempan dan Asmat. Budaya mereka sangat berkaitan erat dengan alam dan lingkungan sekitar. Tentunya dengan kepercayaan, tradisi, serta pengetahuan lokal yang kaya akan nilai-nilai.

Aksesibilitas

Berkat pesona luar biasa, banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang tertarik untuk mengunjungi Taman Nasional Lorentz. Kendati demikian, penting untuk diketahui bahwa kawasannya tergolong terpencil.

Untuk mencapainya, pengunjung bisa memulai perjalanan dari kota terdekat, Jayapura, dengan penerbangan ke Timika. Dari Timika, perjalanan berlanjut dengan pesawat kecil atau helikopter menuju Pangkalan TNI Angkatan Udara yang terletak di sekitar taman nasional.

Setelah itu, sisa perjalanan dapat ditempuh dengan menggunakan perahu sungai, trekking, atau helikopter tergantung pada destinasi dan tujuan akhir. Sebagai contoh dari Wamena ke selatan menggunakan mobil menuju Danau Habema, lalu berjalan kaki ke Puncak Trikora.

Nah, itulah penjelasan lengkap tentang Taman Nasional Lorentz yang merupakan warisan alam berharga bagi Indonesia, juga dunia. Pastikan senantiasa mendukung upaya konservasi, guna memastikan keajaiban alam ini tetap lestari untuk anak cucu nanti.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Back to top button